Timnas Italia tertunduk lesu melakoni laga Finalissima menghadapi Timnas Argentina pada Kamis, (02/06/2022). Melawan Lionel Messi dan kolega, pasukan Roberto Mancini dipaksa menyerah dengan skor mencolok tiga gol tanpa balas. Gol gol dari Lautaro Martinez, Angel Di Maria, dan Paulo Dybala membuat Timnas Italia pulang dengan kepala menunduk.
Jelas kekalahan tersebut semakin menunjukkan bahwa Gli Azzurri sedang menghadapi situasi yang begitu pelik. Juara Piala Eropa 2020 itu juga dipastikan tak akan tampil di Piala Dunia 2022 Qatar seusai dikalahkan Makedonia Utara di partai Play Off pada Jumat (25/03/2022). Nicolo Barela cs secara mengejutkan harus menyerah dengan skor 1 0 lewat gol telat striker Makedonia Utara, Aleksandar Trajkovski.
Seperti yang diketahui bersama,Timnas Italiaharus melakoni laga Play Off Kualifikasi Piala Dunia 2022 usai hanya mampu menempati posisi ketiga di grup kualifikasi. Timnas Italia kembali harus memupus harapannya tampil di kompetisi empat tahunan tersebut, di Piala Dunia edisi sebelumnya, Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2018 yang dihelat di Russia. Dilansir Squawka , ini adalah pertama kalinya dalam sejarah,Timnas Italiatak tampil di ajang Piala Dunia di dua edisi berturut turut.
Piala Finalissima sebenarnya daapat dijadikan obat Timnas Italia untuk mengurangi rasa sakit tak tampil di turnamen sebesar Piala Dunia tahun ini. Namun, lagi lagi Gli Azzurri gagal. Nama besar mereka yang berhasil meraih Piala Eropa 2020 mulai runtuh. Faktanya, skuad yang dibawa Mancini kala melakoni laga lawan Argentina dan Makedonia Utara merupakan bukan skuad terbaik Italia.
Mereka tak diperkuat oleh nama nama elite yang menjadi tulang punggung Italia saat menjadi kampion Piala Eropa 2020. Federicho Chiesa, Lorenzo Insigne hingga Marco Verratti adalah barisan nama yang absen lantaran mengalami cedera. Itu di faktor kebugaran pemain, faktor lain yang tak kalah krusial adalah bagaimana penampilan penggawa Gli Azzuri di klub masing masing.
Barella bersama Inter Milan tengah menghadapi penurunan performa yang drastis, ia gagal mempertahankan Inter di posisi puncak klasemen Liga Italia. Dalam statistik, ia juga gagal tampil apik, di 15 pertandingan terakhir Barella bersama Inter, ia hanya mampu mencatatkan 77.23 % akurasi umpan dan hanya 16 kali mampu mengirim umpan di kotak penalti. Penurunan performa barella bersama Inter jelas merupakan suatu masalah bagi Gli Azzuri, pasalnya ia merupakan bagian penting dalam kerangka tim yang Mancini siapkan.
Penampilan gelandang lainnya seperti Marco Veratti dan Manuel Locatelli juga tak secemerlang musim lalu. Keduanya gagal membawa klubnya masing masing (PSG dan Juventus) melaju ke babak 8 besar Liga Champions. Di lini depan,Timnas Italiahanya bertumpu pada penyerang gaek berusia 32 tahun, Ciro Immobile.
Memang ia masih moncer tampil di Liga Italia dengan sukses menorehkan 23 gol, namun di kompetisi eropa, Immobile seperti kehilangan tajinya. Ia hanya mampu menciptakan 4 gol dari 8 pertandingan dan gagal membawa Lazio lolos ke babak 16 besar. Mancini sempat memiliki ide untuk kembali memanggil Mario Balotelli kedalam skuatTimnas Italia.
Namun di penghujung keputusan, nama Balotelli secara mengejutkan dicoret dengan alasan tak sesuai dengan skema yang ia terapkan. Penyesalan mungkin berada di kepala Mancini sekarang, saat Immobile mengalami paceklik, ia tak memiliki striker pengganti yang kualitasnya tak kalah jauh. Sang pengganti yang dipilih Mancini, Andrea Belotti terlalu jauh kualitasnya jika dibandingkan dengan striker sekaliber Immobile dan eropa lainnya.
Pemain milik Torino itu hanya mampu menciptakan delapan gol dari 31 pertandingan di Liga Italia. Setelah mencoret Balotelli dalam skuad kualifikasi Piala Dunia, Mancini juga tak melirik kembali striker bengal itu. Padahal penampilan Balotelli di Liga Turkey begitu mentereng, ia mencetak 18 gol dari 31 pertandingan.
Bahkan di laga terakhir sang striker, ia sukses mencetak lima gol dalam satu pertandingan. Entah apa yang ada di dalam pikiran Mancini, kepala batunya untuk memanggil striker lokal Liga Italia dan menyingkitkan Balotelli menjadi blunder yang membuat Italia gagal mencetak satu gol pun di partai play off dan Finalissima.